kisaran toleransi dan faktor pembatas

FAKTOR PEMBATAS
PENGERTIAN FAKTOR PEMBATAS
Suatu organisme di dalam perkembangan dan pertumbuhannya akan ditentukan oleh bahan atau faktor penting yang dalam keadaan minimum, faktor inilah yang disebut faktor pembatas.
Menurut Samingan,T.(1994), untuk dapat bertahan dan hidup di dalam keadaan tertentu suatu organisme harus memiliki bahan-bahan penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan. Dibawah keadaan mantap bahan penting yang tersedia dalam jumlah yang mendekati minimum cenderung merupakan pembatas. Hukum ini pertama kali dikemukakan oleh Justus Von Liebig pada tahun 1840. Liebig merupakan perintis dalam pengkajian pengaruh berbagai faktor terhadap pertumbuhan tanaman. Liebig menemukan bahwa hasil tanaman seringkali dibatasi bukan oleh hara yang diperlukan dalam jumlah banyak, seperti misalnya karbondioksida dan air tetapi oleh beberapa bahan mentah seperti boron yang diperlukan dalam jumlah sedikit dan sangat langka di dalam tanah. Pernyataan bahwa "pertumbuhan suatu tanaman tergantung pada jumlah bahan makanan yang disediakan baginya dalam jumlah minimum " terkenal Sebagai Hukum Minimum Liebig.
HUKUM MENGENAI FAKTOR PEMBATAS
Taylor (1934) mengatakan bahwa faktor yang ada dalam keadaan minimum tidak hanya unsure hara saja tetapi juga faktor lingkungan, misalnya temperatur, termasuk juga elemen waktu. Hukum minimum Liebig diterapkan hanya dibawah keadaan mantap, artinya bila arus masuk dan material seimbang dengan arus keluarnya.
Sebagai contoh misalnya dianggap bahwa karbondioksida merupakan faktor pembatas pada danau, produktivitas seimbang dengan laju Suplai karbondioksida yang datang dari perombakan bahan organic. Dalam hal ini dianggap bahwa sinar, nitrogen, fosfor dan lain-lain tersdia berlebihan dalam keadaan mantap. Bila terjadi angin ribut membawa lebih banyak karbondioksida ke dalam danau, maka laju produksi akan berubah dan akan bergantung pada faktor yang lain. Sementara laju produksi berubah maka tidak ada lagi keadaan mantap dan tidak ada unsur pokok minimum. Sebaliknya reaksi akan bergantung pada konsentrasi semua unsure pokok yang ada Laju produksi akan berubah cepat sekali Sambil berbagai unsure habis terpakai mungkin karbondioksida menjadi pembatas lagi, dan sistem danau akan berjalan pada laju yang dikendalikan oleh Hukum Minimum.

Selain Hukum Minimum Liebig dikenal adanya Hukum Toleransi Shelford. Kehadiran dan keberhasilan suatu organisme tergantung pada lengkapnya kompleks-kompleks keadaan. Ketiadaan atau kegagalan suatu organisme dapat dikendalikan oleh kekurangan atau kelebihan secara kualitatif/kuantitatif salah satu dari beberapa faktor yang mendekati batas toleransi organisme tersebut.
Sesuatu dapat menjadi faktor pembatas tidak hanya dalam jumlah terlalu sedikit saja, tetapi juga dalam jumlah terlalu banyak. Misalnya faktor panas, cahaya, dan juga air. Jadi organisme maksimum dan minimum ekologi mempunyai kisaran diantaranya yang disebut batasbatas toleransi.
Beberapa asas tambahan terhadap Hukum Toleransi dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar bagi satu faktor dan kisaran yang sempit untuk faktor yang lain.
2. Organisme dengan kisaran toleransi yang luas untuk semua faktor wajar kalau memiliki penyebaran yang paling luas.
3. Bila keadaan tidak optimum untuk suatu faktor, maka batas toleransi terhadap faktor ekologi yang lain dapat dikurangi. Sebagai contoh Penman (1956) melaporkan, bila nitrogen tanah merupakan pembatas maka ketahanan rumput terhadap kekeringan dikurangi. Air diberikan berlebihan untuk menjaga kelayuan pada tingkat nitrogen yang rendah.
4. Sering ditemukan bahwa organisme di alam sebenarnya tidak hidup pada kisaran optimum dengan faktor fisik tertentu Dalam keadaan demikian beberapa faktor lain ditemukan mempunyai arti yang lebih besar. Anggrek tropik sebenarnya tumbuh leblh baik dalam cahaya matahari penuh daripada dalam naungan, asal tetap sejuk. Tetapi kenyataan di alam anggrek tumbuh hanva dalam naungan karena tidak tahan pengaruh panas dari cahaya matahari langsung
5. Periode reproduksi biasanya merupakan periode yang gawat bila faktor lingkungan bersifat membatasi. Batas toleransi individureproduktif misalnya biji, telur, embrio dan kecambah biasanya Iebih sempit daripada tumbuhan atau hewan dewasa non produktif
Sebagai contoh pohon Cyprus dewasa tumbuh pada dataran tinggi yang kering atau daerah yang terus menerus terendam air tetapi untuk perkembangan kecambahnya harus pada tanah yang lembab dan tidak tergenang.
Untuk menyatakan taraf toleransi nisbi dibuat beberapa istilah yang umum
dipakai di dalam ekologi, yaitu steno yang berati sempit dan eury yang berarti lebar.
Stenothermal - eurythemal ------------------------- menunjukkan temperatur
Stenohydrik – euryhydrik --------------------------- menunjukkan air
Stenohaline – euryhaline --------------------------- berhubungan dengan garam
Stenophagik – euryphagik ------------------------- berhubungan dengan makanan

Keterangan : Organisme stenothermal dan eurythermal minimum, optimum, dan
maksimum terletak berdekatan satu sama lain untuk stenothermal sehingga perbedaan
sedikit dal am temperatur berpengaruh besar yang mungkin hanya berpengaruh kecil
pada jerk eurythermal. Organisme eurythermal dapat toleransi pada temperatur rendah
(oligothermal), toleran pada temperatur tinggi (polythermal) atau diantaranya
(Samingan,T.1994).
Sebagai contoh perbandingan telur ikan Salvelinus dan telur katak (Rana pipiens).
Telur ikan salvelinus berkembang antara 0 derajad — 12 derajad sesius dengan
optimum kurang lebih 4 derajad selsius. Telur katak berkembang antara 0 derajad —
30 derajad selsius dengan optimum sekitar 22 derajad selsius. Jadi telur salvelinus
adalah stenothermal yaitu toleran terhadap temperatur rendah, sedangkan telur katak
adalah eurythermal yaitu toleran terhadap temperatur tinggi. Ikan salvelinus pada
umumnya balk telur maupun dewasa relatif adalah stenothermal tetapi beberapa jenis
ada yang lebih eurythermal.

sumber: modul universitas gajah mada

Komentar

Postingan populer dari blog ini

habitat, mikrohabitat dan relung

populasi